Posted in confession, randomtought

mani jabsuseyo!! (selamat makan)

Maaf, Anda belum berhasil dalam seleksi SNMPTN Jalur Undangan 2011.
Alhamdulillah… aku dapat pelajaran lagi semalam. Aku belum berjodoh dengan senam undangan kali ini. Dan mau denger ceritaku?

Dulu, akhir 2010 aku memberanikan diri (baca: nekat) mendaftar penerimaan mahasiswa baru jalur prestasi *anggep wae kui* sebuah universitas TER se-Indonesia Raya. Aku dan @GrizzlyRose sama-sama menembus batas. Menyiapkan semua persyaratan dan prosedur dengan bantuan @al__amin yang luar biasa banyaknya. Wis. Yang bisa dilakukan hanya menunggu pengumuman.
21 Januari 2011. Insomnia dan serangan jantung. Dugeun-dugeun menunggu apa yang akan muncul di halaman ‘hasil ppkb’ web universitas itu. dan… yang tertulis di layar enbeku adalah bahwa peserta ppkb diintegrasikan ke snmptn undangan 2011. –eheh, vasnya jatuh/praaaang!!—dan sejak hari itu aku tahu, belum takdirku.

Lalu dengan segala keyakinan yang tinggal remah-remah, aku menunggu dan mencari tahu apakah aku masuk 50 % kelas. Dan Alhamdulillah, aku lolos. Aku tidak mau mencari hal lain. Aku hanya mau sekolah di universitas itu, di jurusan itu. Rasanya jauh, terlalu jauh. Yang harusnya dua bulan sudah bisa dibaca, diundur, jadi empat bulan lebih lama.

Dan 17 Mei 2011 kemarin, setelah sempat ingin mati karena napas tinggal sepenggal, aku bersujud, mengharap kekuatan untuk menerima kegagalan yang akan kurasakan malam itu. ya, aku sudah tahu aku akan gagal dalam seleksi kali ini. Dari mana aku tahu? Entahlah. Mengetahui yang ada di depanku seperti sudah menjadi makanan harian. Aku bukan meminta diloloskan lagi malam itu. tapi aku meminta curahan rahmat dari Allah, agar jalanku dibukakan, dan ayah-bunda tidak kecewa. Tapi itu bukan pesimis, aku hanya sudah tahu, itu saja. Seperti waktu dulu ulang tahun sahabat-sahabatku memberi kejutan, aku sudah tahu rencana mereka, padahal mereka melakukannya dengan sangat rapi. Atau hal macam “nanti ndak usah pergi ya bund.” Dan ketika ditanya kenapa, aku nggak tahu, ternyata keluarga besarku pada datang, dan sebagainya dan sebagainya.
Selesai solat, aku buka enbe, sambil bilang “Sash, kalau apa yang kamu lihat bener, minta maaf sama ayah bunda.” Setelah jelas terpampang tulisan di atas, aku bilang sama orang tua. Bunda langsung lihat layar. Ini yang bikin aku nggak jadi setegar karang. Beliau memandangi layar lama. “Udah bund, diliatin lama nggak akan ada yang berubah.”
Akhirnya, kenyataan itu dihidangkan juga. Aku siap, aku ridha, aku terima.
I’m not crying. i’m fine, @GrizzlyRose thank you for made me stay strong at my place last night, thanks @diraardensa udah pengen meluk. Thanks @driadrii @aizawakyo aku yakin sepertinya Allah tidak ingin kita berpisah, jangan, karena yang satu sudah tak mungkin kembali. dan buat @orzs semangat ya mbah!! misi dan visimu sudah kurekam 😀
Mari berjuang, ada banyak kertas yang masih berhamburan, harus ditulis dan dijilid. Jangan berhenti sebeum mati.

Contohlah watak bumi yang serba bisa menampung semuanya. Sabarlah, sabarkanlah hatimu.

Hug, Sashi